Desa Wisata

Desa Wisata Aan Dengan Sejumlah Atraksi Wisata, Sangat Cocok untuk Aktivitas Keluarga

Sejumlah wisatawan, mengikuti atraksi wisata edukasi di Desa Wisata Aan, Klungkung. (ist)

SEMARAPURA – sightseeingbali.id

Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali, kini telah resmi menyandang status sebagai Desa Wisata, setelah ditetapkan bulan Maret 2021. Dengan beberapa potensi wisata yang dimiliki, Desa Aan kini mulai dikenal dan sudah banyak dikunjungi. Dengan sejumlah atraksi wisata yang dimiliki, lokasi ini sangat cocok untuk aktivitas keluarga yang ingin berwisata sambil belajar budaya lokal.

Menurut Perbekel Desa Aan, I Wayan Wira Adnyana, Desa Wisata Aan ini memiliki tiga lokasi utama yang menjadi andalan. Yakni Pertama Aan Secret Waterfall, Petapan Park, dan Bukit Batu Kembar.

Dijelaskannya, untuk Aan Secret Waterfall, merupakan salah satu air terjun eksotis tersembunyi yang dimiliki desa Aan. Tak hanya menikmati keindahan air terjun, di lokasi itu kata dia, pengunjung juga bisa belajar membuat jajan Bali, yang dinamakan Lak-lak Secret. “Tentu hal ini akan menjadi pengalaman yang menarik bagi wisatawan, selain itu juga di kawasan ini, para pengunjung bisa belajar Menari, Menabuh, dan memasak,” kata Wira, Selasa 10 Januari 2023.

Aan secret waterfall, salah satu spot di Desa Wisata Aan.

Lebih jauh Wira menjelaskan, usai menikmati atraksi di Aan Secret Waterfall, menuju kawasan Petapan Park, pengunjung bisa berwisata sambil menikmati keindahan alam, sambil menjalani berbagai aktivitas yang sangat cocok untuk keluarga, khususnya untuk edukasi wisata  dan wellness tourism seperti yoga. Diungkapkannya, lokasi ini disebut dengan Petapan Park karena dulu sebelum desa Aan ini dibangun, para pendiri memulai dengan bertapa atau beryoga di tempat ini. Hingga kini, lokasi tersebut disebut dengan Petapan Park 

Kembali ke aktivitas di Petapan Park. Di lokasi ini, para pengunjung bisa menikmati aktivitas panen madu kele atau madu trigona. Tentu aktivitas ini akan menjadi menarik, karena para pengunjung bisa ikut belajar bagaimana budidaya madu kele, sampai panen sambil mencicipi langsung hasil panen madu kele. “Untuk hilirisasi, juga bisa belajar disana. Yang mana, selain mendapat madu, sisa perasan madu ini, juga diolah menjadi sabun madu kele. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat proses pembuatan minyak kelapa murni (VCO),” bebernya. 

Baca Juga:  Dengan SIUMA, Ekowisata Subak Sembung Denpasar Optimalkan Irigasi Pertanian
Aktivitas Camping di Desa Wisata Aan. (ist)

Di kawasan Petapan Park ini kata dia, sangat cocok untuk aktivitas keluarga. Pasalnya, di lokasi ini, juga disiapkan permainan Tubing, Lazy Water, Tracking, Cycling, dan Camping. Lebih jauh ia memaparkan, di Petapan Park, juga ada kawasan perbukitan yang oleh warga setempat, disebut dengan Bukit Batu Kembar. Disebut demikian, karena di sepanjang jalan menuju bukit ini, di kanan kiri terdapat batu-batu berjajar, seperti batu kebar. 

Keberadaan batu Ini, disebut sebagai pintu masuk ke Puncak Ukur. Yang mana, konon pada saat membangun desa Aan di tahun 1600 an, diawali dari Pura Pengukuran untuk memetakan desa yang dulunya merupakan hutan yang banyak pohon “Ea”. Singkat cerita, dalam perjalanan pembangunan desa disana, kemudian berubah nama menjadi Aan. 

Di Bukit Batu Kembar ini, pengunjung bisa melihat Bali 360 derajat. “Di Bukit Batu Kembar, Kita bisa melihat Sunrise dan Sunset, melihat Gunung Agung, Patung Garuda Wisnu Kencana, pulau Nusa Penida, Jejeran Bukit Teropong. Meski ketinggian sekitar 200 mdpl, tapi ini sangat lumayan karena posisinya bagus. Selain untuk melihat pemandangan, di lokasi ini juga menjadi tempat camping. Tentu lokai ini sangat cocok bagi pecinta alam atau camping,” ujarnya.

Terkait seni budaya kata Wira, Desa Aan memiliki tari sakral yang dinamakan Barang Nong Nong Kling. Tarian ini ini berupa tarian barong yang dulunya dibuat untuk menakut-nakuti kawanan kera disana. Sehingga, untuk menakut-nakuti agar kera tidak mengganggu tanaman, buah-buahan, maka dibuatlah barong-barongan yang menyerupai kera, dengan tokoh pewayangan Hanoman, Subali, Sugriwa. Tarian ini sampai sekarang masih dilestarikan dan biasanya dipentaskan setiap galungan dan kuningan. “Tari barong Nong-nong Kling ini, juga memiliki makna sebagai penetralisir hama dan untuk kemakmuran desa Aan dan desa sekitarnya,” bebernya.

Baca Juga:  Sanggar Seni Cudamani Sajikan Pelegongan Klasik Lintas Generasi di Panggung PKB ke-46
Tari Barong Nong-nong Kling, Desa Aan, Klungkung. (ist)

Tarian ini lanjut dia, juga sudah mendapat pengakuan dari kementerian, sebagai warisan budaya tak benda tahun 2021. Tarian ini memang disakralkan, dan termasuk salah satu tari bebali yang biasanya ditarikan di Pura Swela. Namun, untuk di desa wisata ini, pihaknya berencana membuat tarian khusus untuk pertunjukan. 

Bagi pengunjung yang suka tracking, di Desa Wisata ini juga memiliki fun tracking yang aksesnya dari Aan Secret Waterfall sampai di sisi timur Bukit Batu Kembar. Untuk trackingnya bisa dengan berjalan kaki dan bisa juga bersepeda, tergantung keinginan tamu. Selain itu, bagi pengunjung yang ingin menginap, juga telah disiapkan homestay atau rumah warga, bahkan ada juga Villa Swargan di Petapan. 

Sejak mulai ditetapkan sebagai desa wisata, untuk kunjungan cukup bagus. Segmen pasar untuk di Aan Secret Waterfall, sebagian besar tamu asal Eropa. Sedangkan, untuk segmen lokal, sebagian besar di Petapan Park, karena Disana ada permainan anak, dan edukasi bahkan ada juga tempat meeting. Dari data yang dimiliki, rata-rata kunjungan bisa mencapai ratusan orang per bulan. 

Meski telah cukup dikenal, namun masih ada sejumlah kendala yang dihadapi dalam pengembangan Desa Wisata. Salah satunya adalah terkait sumber daya manusia (SDM), terutama saat kondisi kunjungan ramai. Kendala kedua yakni, mengedukasi masyarakat lokal untuk sadar wisata, masih perlu waktu. Karena tidak semua masyarakat sadar, baik itu terkait kebersihan lingkungan maupun yang lainnya. “Masih banyak yang belum menyadari itu. Kita berupaya untuk terus melaku edukasi, agar semangat untuk sadar wisata semakin tumbuh,” ucapnya.

Kendala ketiga lanjut dia, karena ini berbasis masyarakat, dan berkelanjutan, tentu perlu proses. Karena dalam pengembangan kedepan, pendanaan yang cukup besar sangat dibutuhkan. Untuk itu, pihaknya berharap kepada pemerintah agar selalu memberikan dukungan baik itu bimbingan dan arahan, program-program. Selain itu juga diharapkan ada bantuan dana untuk pengembanga kedepan sehingga apa yang menjadi harapan pengunjung dapat dilengkapi. (SSB1)

Baca Juga:  Sukses Jadi Juara 2 ADWI 2022, Desa Wisata Sudaji Ternyata Masih Butuh Sejumlah Pengembangan

 

Anda Juga Menyukai

Desa Wisata

Prokes Penting untuk Jaga Kepercayaan Wisatawan Berkunjung ke Desa Wisata

DENPASAR – sightseeingbali.id Presiden Joko Widodo, secara resmi telah mencabut status PPKM, pada akhir tahun 2022. Tentu keputusan tersebut, sangat
Desa Wisata

Tak Hanya Keindahan Alam, Desa Wisata Pupuan Tegallalang Miliki Ikon Pelukatan Tirta Areng

GIANYAR – sightseeingbali.id Desa Pupuan, kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, terus berbenah untuk kemajuan desa. Pasalnya, selama ini desa Pupuan
Translate »