Desa Wisata

Selain Wisata Pendakian, Desa Dukuh Kubu Miliki Wisata Spiritual “Gua Tapa Sidi Tohlangkir”

Jalur pendakian ke puncak Gunung Agung, dari Dukuh Kubu, Karangasem.

AMLAPURA – sightseeingbali.id

Berwisata sambil hiking atau wisata pendakian, kini semakin diminati. Tak hanya wisatawan nasional, namun wisata pendakian juga sangat diminati wisatawan mancanegara. 

Terkait potensi wisata pendakian ini, Kabupaten Karangasem tepatnya di Desa Wisata Dukuh Kubu, Kecamatan Kubu, memiliki potensi wisata pendakian yang tentunya sangat menarik untuk dicoba. Pasalnya lokasi desa yang berada di tanah tandus nan panas, tentu menjadi tantangan tersendiri untuk melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung. 

“Yang menjadi andalan di desa ini, yakni wisata pendakian. Selain itu, juga ada wisata kreatif, seperti produksi Arak, Gula Merah, Kacang Mete. Disini juga ada wisata edukasi untuk produksi langsung, tapi dalam skala kecil,” kata Ketua Desa Wisata Dukuh Kubu, I Ketut Mudiada, Jumat 13 Januari 2023.

Lebih lanjut dikatakan Mudiada yang juga Ketua APGI (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia) Bali, pendakian ke puncak Gunung Agung, memang memiliki kondisi jalur yang sangat berbeda dengan jalur di Pasar Agung dan Besakih. Tentunya dengan kondisi yang lebih panas dan melewati jalur yang tandus, akan menjadi tantangan bagi pendaki. Namun demikian, jalur pendakian dari lokasi Desa Dukuh Kubu ini, ternyata juga sangat diminati wisatawan, terutama bagi wisatawan Asal Eropa. 

“Wisata pendakian gunung Agung, melalui akses Desa Dukuh Kubu, kami memiliki yang namanya DBS (Dukuh Bujangga Sakti) tracking center. Kami siap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan yang ingin mendaki ke puncak Gunung Agung, melalui jalur Dukuh Kubu,” kata Mudiada, menambahkan.

Untuk paket yang ditawarkan, di Desa Wisata ini, ada paket trekking jarak dekat dan paket trekking ke puncak Gunung Agung. Untuk ke puncak Gunung Agung, ada paket DBS tracking with camp selama dua hari 1 malam, dengan camping di ketinggian sekitar 1750 mdpl. Untuk harga paket overnight, harganya untuk Wisatawan Mancanegara yakni $140 per orang, minimal dua orang. Sementara  untuk domestik harganya sekitar Rp 1,5 juta per orang. 

Baca Juga:  Masuk 45 Terbaik Lomba Desa Wisata Nusantara 2023, Desa Penarungan Diverifikasi

“Ada camping ground disana. Tapi memang biayanya agak mahal, karena kita perlu porter, guide, dan peralatan serta konsumsi. Tapi jalur kami memang berbeda dengan yang ada di lingkar gunung agung. Seperti Besakih, Pasar Agung dan lainnya, yang mana jalur dari Dukuh Kubu, hawanya cukup panas. Namun, untuk di Dukuh ini, keunggulannya ada savana, atau padang rumput,” terangnya.

Rumah segitiga, yang bisa menjadi alternatif bermalam di Desa Wisata Dukuh Kubu, Karangasem.

Bagi wisatawan yang tidak mau mendaki, disana juga ada rumah segitiga, yang bisa menjadi alternatif untuk bermalam sambil menyalakan api unggun. Dengan view sunrise di pagi hari, wisatawan juga bisa tracking di sana. Rumah segitiga ini ukurannya mungil berbahan kayu, dengan kapasitas dua orang. Di lokasi ini, ada dua unit rumah segitiga yang disiapkan. “Untuk harga rumah segitiga, saat ini masih promo, yakni Rp 160 ribu per unit, semalam. Fasilitas yang disediakan, ada tempat tidur dan tambahan air mineral. Selain menikmati matahari terbit saat pagi hari, wisatawan juga bisa tracking di sekitar rumah segitiga, menuju kawasan hutan setempat,” ucapnya.

Selain wisata pendakian, Desa Wisata Dukuh Kubu, juga memiliki wisata spiritual, yakni Gua Tapa Sidi Tohlangkir. Lokasinya Gua ini, berada di kaki gunung Agung. Untuk mencapai lokasi Gua, dari pusat desa, bisa ditempuh sekitar 20 menit dengan kendaraan sepeda motor maupun mobil.

Untuk Gua Tapa Sidi Tohlangkir kata dia, biasanya banyak dikunjungi warga maupun wisatawan yang senang berwisata spiritual. Di lokasi ini ada sebanyak 3 titik lobang yang dikatakan gua, dimana tiga lobang ini, keberadaan saling berdekatan, dengan diameter sekitar 50 cm. 

Dari dalam lobang ini, dapat dirasakan ada keluar hembusan hangat, dan kadang keluar hembusan dingin. “Kedalaman tidak diketahui, tidak pernah diukur karen lobangnya kecil. Di salah satu lobang, sempat ada abu keluar saat erupsi Gunung Agung tahun 2017 lalu. Bila dilihat, tiga lobang ini merupakan tunnel atau terowongan yang terhubung dengan kawah gunung Agung,” kata Mudiada menambahkan.

Baca Juga:  Sukses Jadi Juara 2 ADWI 2022, Desa Wisata Sudaji Ternyata Masih Butuh Sejumlah Pengembangan

Diungkapkan, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem, saat ini sudah resmi menjadi desa wisata dan sudah ditetapkan sejak tahun 2019, dengan nama Desa Wisata Dukuh Kubu. Setelah resmi menjadi desa wisata, tingkat kunjungan ke Desa Dukuh Kubu, cukup banyak untuk wisata pendakian. Bahkan kata dia, sebagian besar wisatawan atau peminatnya, wisatawan asal Eropa.

Aktivitas di Desa Dukuh Kubu.

Namun demikian, meski dikenal dengan potensi wisata pendakian dan wisata Spiritual, tak dimungkiri masih ada sejumlah kendala yang dihadapi. Desa Dukuh Kubu, yang lokasinya sangat jauh dari lokasi pusat wisata, seperti Ubud, Sanur, Nusa Dua, dan destinasi lain, menjadi kendala saat ini. Untuk itu, pihaknya berharap, ke depan dapat support dari sisi promosi dan kerjasama. Karena menurutnya, wisata pendakian ini, merupakan wisata khusus yang tidak semua orang mencari. 

“Banyak para pendaki, lebih memilih jalur lain yang lebih dekat dengan pusat wisata. Apalagi di Desa Dukuh Kubu, merupakan daerah kering, tentu saat pendakian dibutuhkan suplai air yang lebih banyak, sehingga costnya lebih tinggi,” ujarnya.

Selain kondisi jarak yang cukup jauh, permasalahan lain kata dia, terkait dengan promosi yang selama ini dilakukan, juga belum maksimal. Kedepan, pihaknya berharap dukungan pemerintah dalam mempromosikan potensi yang dimiliki di Desa Wisata Dukuh Kubu ini. “Wisata pendakian ini, saat ini banyak diminati. Sebagian besar wisatawan Mancanegara, ada dari singapura, namun sebagian besar asal Eropa, seperti Prancis, Jerman dan sebagainya. Tapi sekarang yang naik gunung tidak hanya Eropa saja,” bebernya.

Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Provinsi Bali, I Made Mendra Astawa, mengatakan, potensi yang dimiliki di Desa Wisata Dukuh Kubu, sangat berbeda dengan yang ada di desa wisata lain. Pasalnya, di Kubu, dengan kondisi alam tanah gersang nan tandus, lokasi ini juga menawarkan wisata alam yang sangat mempesona. “Di desa ini, wisatawan dapat melihat matahari terbit melalui kampung yang tandus dan memberikan nilai tambah pada kepariwisataan di Bali,” kata Mendra.

Baca Juga:  "Marga Wonder City", Objek Wisata Spiritual akan Dibangun di Bukit Hyang Api Karangasem

Mendra menegaskan, dalam pembangunan desa wisata, tidak mesti harus melihat desa sebelah, atau membandingkan dengan desa yang sudah maju. Namun, yang terpenting kata dia adalah, bagaimana mengangkat potensi yang dimiliki menjadi nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat setempat. “Potensi itu ada di rumah sendiri, dan pariwisata itu bukan segala-galanya investasi. Tapi bagaimana kuatnya kita memberikan diferensiasi terhadap produk sendiri dan mempromosikan terhadap kekayaan yang ada di sekitar kita. Desa itu akan maju karena memiliki ciri khas sendiri dibandingkan desa wisata lain di Bali,” tegasnya.

Pihaknya dari Forkom Dewi, selalu akan memberikan dukungan, dalam hal pengembagan, agar potensi yang ada ini, bisa memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat setempat. “Potensi yang dimiliki, perlu dibangun dari yang tidak ada menjadi kekuatan, dan perannya adalah bagaimana mempromosikan, dan mengemas potensi yang dimiliki, agar berbeda dengan yang lain,” harapnya. (SSB1)

 

Anda Juga Menyukai

Desa Wisata

Prokes Penting untuk Jaga Kepercayaan Wisatawan Berkunjung ke Desa Wisata

DENPASAR – sightseeingbali.id Presiden Joko Widodo, secara resmi telah mencabut status PPKM, pada akhir tahun 2022. Tentu keputusan tersebut, sangat
Desa Wisata

Tak Hanya Keindahan Alam, Desa Wisata Pupuan Tegallalang Miliki Ikon Pelukatan Tirta Areng

GIANYAR – sightseeingbali.id Desa Pupuan, kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, terus berbenah untuk kemajuan desa. Pasalnya, selama ini desa Pupuan
Translate »