MANGUPURA – sightseeingbali.id
Puluhan seniman lintas negara seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam, menggelar kolaborasi dalam sebuah pameran yang digelar di Museum Pasifika, kawasan The Nusa Dua, Bali. Selain pameran, sekaligus disertai peluncuran buku berjudul “Palettes of the World”.
Pameran ini menampilkan seniman-seniman terkemuka dari Filipina seperti Roy Espinosa, Pancho Piano, Manny Sinquenco, Ary Lozano, Lloyd Lusica, Al Vargas, Jie Ur, Ingrid Aimee Penaflor, Doodz Iligan, Summer Lozano, dan Pauline Allison Espinosa, bersama-sama dengan rekan-rekan seniman Indonesia. Seperti Robert Martin, Maria Tiwi, Tamar Saraseh, Putu BonuzUlil Gama, Ketut Adi Candra, Srisrinaryo, Mimba Apel Hendrawan, Yakub Suketliar, dan Joko Pram. Mereka menyajikan suatu pesta visual dari berbagai sudut pandang dan kecerdasan artistik.
Menambah keberagaman internasional, pameran ini juga memamerkan karya-karya seniman terkemuka Iszuan Ismael dari Malaysia dan Dang Tuan dari Vietnam, memperkaya kain budaya dengan kontribusi unik mereka.
Acara bersejarah ini diharapkan menjadi bukti dari semangat seni bersama antara bangsa-bangsa, mendorong pertukaran dan kolaborasi budaya. Keagungan Museum Pasifika memberikan latar belakang sempurna untuk perayaan lintas budaya ini, menjanjikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para penggemar seni, kritikus, dan masyarakat pada umumnya.
Ditemui di sela pembukaan, Sabtu 13 Januari 2024, seniman Filipina Roy Espinosa, mengaku sangat tertarik dengan Bali. Meski dirinya baru pertama kali datang ke Bali, namun menurutnya, Bali sangat indah, dan sangat kaya akan budaya dan seniman. Selama kuliah, dirinya mengaku belajar banyak tentang Bali. “Bali sangat kaya akan budaya dan seniman. Saya tahu itu, saya bisa belajar banyak dari kuliah. Dan hari ini saya ada di Bali,” ucapnya.
Melalui pameran ini, pihaknya berharap kedepan bisa berkolaborasi dengan lebih banyak lagi seniman. Sehingga, melalui kolaborasi ini, semua seniman di seluruh dunia bisa berbagi bakat, berbagi budaya. “Agar semua orang senang. Melalui seni, bisa menjadi terapi bagi semua orang,” katanya.
Ditanya terkait keberadaan seniman Indonesia termasuk Bali, ia sangat kagum dengan seniman Indonesia. Karena menurutnya, seniman Indonesia dengan budaya yang dimiliki, selalu melestarikan budaya itu dalam karya seninya. “Ya.. benar-benar luar biasa, saya punya banyak artis Indonesia juga di sini (Bali-red),” ucapnya.
Sejalan dengan kegiatan pameran, juga dilakukan peluncuran buku yang banyak mengulas koleksi komprehensif, menceritakan perjalanan inspiratif para seniman ini dan upaya kolaboratif mereka. Publikasi ini berfungsi sebagai bukti abadi dari kekuatan seni dalam melampaui batas dan menciptakan hubungan yang bermakna.
Untuk diketahui, Museum Pasifika sampai saat ini 3 tujuan awal dari 17 tahun pertama telah tercapai dan telah tercipta koleksi baru dengan 50 karya seni baru, 3 pencapaian tersebut antara lain, pertama, menjadi daya tarik wisata internasional dengan Tripadvisor nomor 1 di Nusa Dua. Kedua, menjadi pusat seni internasional yang mendatangkan 8 kepala negara, 300 menteri dan diplomat dari 65 negara. Ketiga, telah mengundang 60.000 anak/mahasiswa dari 800 universitas dan sekolah. (SSB)