Desa Wisata

Desa Budaya Kertalangu, Pertahankan Sistem Pertanian Melalui Wisata Edukasi Subak TeBA Majalangu

Aktivitas wisata Edukasi Subak TeBa Majalangu, yang berada di area jogging track Desa Budaya Kertalangu. (ist)

DENPASAR – sightseeingbali.id

Desa Kesiman Kertalangu, meski berada di tengah Kota Denpasar, namun masih tetap mempertahankan keberadaan persawahan yang cukup luas. Hal ini tentu menjadi kekuatan utama Desa, yang menjadi daya tarik wisata. Pasalnya, di kawasan ini masih ada lahan pertanian yang masih aktif.

Pada Tahun 2021, melalui dana desa, pemerintah Desa Kesiman Kertalangu membuat inovasi, yang dikemas dalam bentuk pusat edukasi pertanian. Yang mana, wisata edukasi ini, memang pada awalnya menyasar anak-anak dalam upaya menjaga lahan terbuka hijau desa yang dikenal dengan nama Wisata Edukasi Subak TeBa Majalangu, yang berada di area jogging track (lintasan lari) Subak Padanggalak, Desa Budaya Kertalangu yang berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai, Tohpati, Denpasar.

Menurut penuturan Perbekel Desa Kesiman Kertalangu, I Made Suena ST., sasaran dalam pelaksanaan kegiatan edukasi pertanian ini yakni siswa mulai dari jenjang PAUD/TK, SD, dan SMP. Dalam pelaksanaan kegiatannya, siswa akan diajarkan terkait dengan sistem jaringan irigasi, tata cara pertanian bali mulai dari proses pembibitan, pengolahan lahan ,menanam padi, merawat padi, sampai dengan proses panen. 

Di area Subak TeBA Majelangu ini, terdapat patung semut yang menjadi ikon tempat rekreasi dan edukasi yang dikelola BUMDes Kerta Sari Utama, Desa Kesiman Kertalangu ini. Ada beragam kegiatan menarik di Teba Majalangu yang bisa menjadi sarana rekreasi sambil belajar, terutama bagi anak-anak. Salah satu kegiatan yang mengasyikkan, pengunjung bisa berinteraksi dan memberi makan hewan, termasuk ngangon (menggembalakan) bebek. Hal menarik lainnya, di tempat ini terdapat museum subak mini yang memajang berbagai alat pertanian Bali tempo dulu.

“Selain kegiatan edukasi subak juga terdapat berbagai paket wisata lainnya seperti belajar matekap, belajar membuat canang, belajar tentang hewan, belajar tentang tanaman organik, kegiatan cooking class, serta kegiatan perkemahan,” kata Suena saat dikonfirmasi, Senin 20 Februari 2023.

Baca Juga:  Sukses Jadi Juara 2 ADWI 2022, Desa Wisata Sudaji Ternyata Masih Butuh Sejumlah Pengembangan
Pengunjung diajak untuk Matekap atau membajak sawah secara tradisional di Desa Budaya Kertalangu. (ist)

Dikatakan Suena, konsep Desa Budaya Kertalangu ini, memang dikembangkan dengan konsep mempertahankan sistem pertanian yang masih aktif. Tentu dengan keberadaan sawah yang masih aktif, potensi ini menjadi kelebihan yang ada di tengah kota Denpasar. Yang mana kata dia, di Bali, ‘Teba’ yang memiliki arti halaman belakang yang ada di belakang rumah di pedesaan. Namun saat ini Teba sudah sulit ditemukan di perkotaan. “Persawahan ini tetap dipertahankan. Ini yang menjadi andalan di Desa Budaya Kertalangu,” tegasnya. 

Dengan kunjungan wisata yang sudah mulai menggeliat, pihaknya berharap kedepan edukasi ini tidak hanya menyasar siswa, namun juga bisa menyasar wisatawan domestik maupun mancanegara. Ini juga sekaligus untuk mengedukasi dna memperkenalkan sistem pertanian di Bali khususnya di Denpasar. “Mengingat pariwisata mulai menggeliat, kami berharap edukasi ini di TeBA Majelangu, tidak hanya menyasar masyarakat lokal, namun juga bisa menyasar wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara,” harapnya.

Desa Budaya Kertalangu merupakan salah satu objek wisata dengan daya tarik alam, selain memiliki potensi persawahan yang luas mencapai 80 Ha dan memiliki sarana prasarana pendukung, juga terdapat gong bali resto dan warung d’tukad serta kolam pancing. Disana juga terdapat monumen yang disebut sebagai tugu perdamaian dunia. Tugu ini dikelilingi oleh patung tokoh tokoh dunia serta bendera negara negara independen dunia sebagai simbol persatuan dan juga perdamaian.

Selama pengembangan wisata yang baru dimulai sejak tahun 2021 ini, memang diakui masih ada sejumlah kendala yang dihadapi. Dengan konsep wisata edukasi yang biasanya dikunjungi grup ini, di kawasan tersebut masih dirasa kurang untuk fasilitas penunjang. Seperti salah satunya keberadaan toilet untuk pengunjung. Selain itu, di lokasi ini juga belum adanya wantilan untuk ruang pertemuan dengan kapasitas lebih besar.

Baca Juga:  Kurang Promosi, Biang Kerok Minimnya Kunjungan ke Desa Wisata di Badung

Selain itu, permasalahan lain, juga berkaitan dengan kebersihan, masih perlu mendapat perhatian, terutama sampah plastik. Sehingga, apa yang menjadi konsep awal yang berkaitan dengan lingkungan, pihaknya juga sering mengajak pengunjung untuk ikut menjaga kebersihan.  (SSB)

 

Anda Juga Menyukai

Desa Wisata

Prokes Penting untuk Jaga Kepercayaan Wisatawan Berkunjung ke Desa Wisata

DENPASAR – sightseeingbali.id Presiden Joko Widodo, secara resmi telah mencabut status PPKM, pada akhir tahun 2022. Tentu keputusan tersebut, sangat
Desa Wisata

Tak Hanya Keindahan Alam, Desa Wisata Pupuan Tegallalang Miliki Ikon Pelukatan Tirta Areng

GIANYAR – sightseeingbali.id Desa Pupuan, kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, terus berbenah untuk kemajuan desa. Pasalnya, selama ini desa Pupuan
Translate »