MANGUPURA – sightseeingbali.id

Desa Adat Kuta, Badung, Bali, kembali menggelar prosesi Nangluk Merana, bertepatan dengan hari Kajeng Kliwon sasih Kanem, Minggu 10 Desember 2023. Prosesi upacara ini merupakan rutinitas setiap setahun sekali saat sasih Kanem yang digelar berdasarkan atas pararem dan awig-awig di Desa Adat Kuta. Prosesi ini digelar untuk mohon agar dijauhkan dari wabah dan bencana.

Menurut Bendesa Adat Kuta, I Komang Alit Ardana, prosesi Nangluk Merana dan upacara pecaruan sasih dilakukan pada kajeng kliwon uwudan di sasih kanem. “Berdasarkan kesepakatan, kita sepakat mengambil upacara ini di nepekan Sasih Kanem di Kajeng Kliwon Uwudan Pemelastali,” katanya saat ditemui di kawasan Pura Dalem Kahyangan, Kuta.

Dijelaskannya, untuk prosesi yang dilaksanakan, sesuai dengan makna dan tujuan dari upacara Nangluk Merana dan Pecaruan Sasih. Menurut para panglisir dan yang tersirat dalam lontar Sangara Gumi, bahwa, sasih kanem merupakan sasih ala atau sasih sakit. Pada zaman itu, di zaman Sri Aji Jaya Kasunu, mendapat sebuah pawisik di saat sasih kanem harus menghaturkan upacara nangluk merana menghaturkan amanca yadnya, pakelem di telengin segara atau di tengah laut. “Kebetulan di sasih ini juga harus dihaturkan tawur atau caru. Tujuannya untuk memohon wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” ucapnya.

Diungkapkannya, kalau kita lihat di zaman sekarang, pada sasih kanem itu merupakan periode peralihan dari musim panas ke musim hujan atau sering disebut pancaroba. Yang mana, saat sasih ini, terjadi perubahan cuaca yang tentu mengakibatkan perubahan ekstrem.

“Di saat sekarang, fenomena yang terjadi di sasih kanem, memang banyak penyakit yang akan muncul karena adanya perubahan pancaroba itu. Maka dari itu, ada yang batuk, pilek, dan demam. Mungkin jaman dulu orang belum mengenal itu sehingga disebutkan gering atau sakit,” katanya.

Namun demikian kata dia, tujuan dari prosesi Nangluk Merana ini adalah, memohon wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, agar diberikan kerahayuan, kasukertan. Prosesi Nangluk Merana ini juga untuk memohon agar dijauhkan dari wabah dan bencana kepada masyarakat Kuta khususnya, dan Bali pada umumnya.

Lebih lanjut diungkapkan, pada prosesi Nangluk Merana ini, untuk pelawatan yang terlibat ada sebanyak 6 pelawatan, yaitu 5 pelawatan barong dan 1 pelawatan barong landung. Serta satu dari Ratu Ayu dari tanjung pikatan dan Pura Lamun Alit.

Terkait Proses yang dilakukan, sesuai tradisi di Kuta yaitu semua pelawatan yang ada di desa Adat Kuta diikutkan. Prosesi upacaranya dipusatkan di catus pata yang ada di wewidangan Desa Adat Kuta dan juga di batas wilayah Desa Adat Kuta.

Untuk pelawatan Banjar Pelasa dipusatkan di bagian utara di jalan Majapahit, yang di sana ada ciri Utara dan Selatan. Lalu pelawatan barong banjar Pemamoran dipusatkan di depan pertigaan Pasar di depan Pura Desa dan Timur di perempatan puskesmas Kuta.

Kemudian, pelawatan banjar Pande Mas Kuta, dipusatkan di perempatan Agung atau dikenal Bemo Corner dan di sisi Barat. Lalu pelawatan dari Banjar Tegal Kuta, menghaturkan tawur di pertigaan Bakung Sari dan di depan Pura Dalem Kahyangan.

Dari pelawatan Puri Satria Kaleran, dipusatkan di perempatan blambangan atau pasar senggol dan perempatan Jalan Raya Kuta. Terakhir, pelawatan Ratu Ayu dan Barong Landung dipusatkan di sisi Selatan di Pertigaan Wana Segara. Semua pelawatan dan penyungsungnya, akan dipusatkan di pura Dalem Kahyangan pura Penataran.

Dalam pelaksanaan upacara tahunan ini, untuk kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke Kuta, sebelumnya pihaknya sudah memberikan informasi kepada para pengusaha agar menginformasikan kepada para wisatawan yang tinggal di masing-masing hotelnya. Bahwa di tanggal ini ada upacara Nangluk Merana dan pecaruan sasih.

Selama prosesi upacara, lalu lintas kendaraan dilakukan buka tutup. Bahkan di beberapa lokasi upacara, hanya digunakan sebagian badan jalan saja agar lalulintas bisa lancar. (SSB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *