GIANYAR – sightseeingbali.id
Ajang Receptionist of The Year (ROTY) tahun 2025, kembali digelar. Kompetisi yang diinisiasi Indonesia Hotel Front Liner Association Chapter Bali (HFLA Bali) di bawah naungan PHRI BPD Bali ini, telah memasuki tahun penyelenggaraan ke-15 dan tetap konsisten menjadi ruang pembuktian kemampuan frontliner perhotelan dari seluruh Bali.
Tahun ini, Ubud dipilih sebagai tuan rumah, menjadikan pusat budaya Bali tersebut sebagai panggung utama bagi para talenta muda hospitality.
Ubud tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang sarat seni dan tradisi, namun juga menjadi simbol keseimbangan antara manusia, budaya, dan alam. Karena itulah tema besar “Wayang: Harmonizing Ubud, Culture, and Nature for Sustainability and Regenerative Tourism” dipilih untuk menggambarkan filosofi yang ingin diusung penyelenggaraan ROTY tahun ini.
Wayang dipandang sebagai representasi harmoni serta refleksi hubungan timbal balik yang selama ini menjadi pondasi penting dalam pariwisata Bali. Kompetisi ROTY 2025 mempertemukan para peserta terbaik dari kategori Industrial maupun Academy.
Sebanyak 73 peserta kategori Industrial dan 30 peserta dari kategori Academy tercatat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung di Mediterranean Bali – Ubud. Venue ini menjadi mitra utama bersama organisasi hospitality lain seperti IHGMA, UHA, HRA, serta dukungan dari BHA.
Rangkaian acara telah dimulai sejak 2 Desember melalui sesi Technical Meeting, kemudian dilanjutkan dengan Qualifying Round pada 5 Desember. Pada tahap ini seluruh peserta menjalani written test dan presentation yang menjadi penilaian awal kemampuan mereka. Qualifying Round dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu Industrial dan Academy, yang masing-masing menekankan aspek pengetahuan, karakter, hingga ketepatan penyampaian komunikasi.
Hanya 20 peserta dengan nilai tertinggi yang berhak lolos ke babak Final Round. Babak final yang digelar pada 6 Desember tersebut menguji peserta melalui Role Play Session, yakni simulasi kondisi nyata yang biasa dihadapi seorang receptionist profesional. Tantangan ini mengukur ketelitian, ketepatan respons, kemampuan komunikasi, serta kemampuan mengatasi masalah secara langsung.
Di babak final inilah para peserta harus membuktikan kualitas diri di hadapan jajaran juri profesional dari berbagai sektor industri hospitality. Penilaian dilakukan secara ketat dan berstandar tinggi sehingga setiap keputusan yang diambil didasarkan pada parameter kompetensi yang terukur dan objektif.
Usai melewati seleksi yang panjang, ROTY 2025 akhirnya menetapkan tiga peserta terbaik kategori Industrial. Predikat juara 1 diraih Komang Esa Winanda dari Desa Potato Head, disusul juara 2 I Wayan Rudi Arya Widayana dari Bali Beach Hotel & The Meru Sanur, serta Isaura dari Desa Potato Head sebagai juara 3. Ketiganya dinilai mampu menunjukkan penguasaan materi, karakter yang kuat, serta pelayanan prima yang menjadi standar utama perhotelan profesional.
Sementara itu, kategori Academy menampilkan tiga talenta muda yang tidak kalah memukau. Ni Putu Cahya Santhi dari Elizabeth International Hotel & Business School berhasil meraih posisi pertama. Ia disusul Ni Komang Tri Cahya Kirana dari Mediterranean Bali sebagai juara 2, dan Elysabet Novianti Wulan Martono sebagai juara 3. Ketiga pemenang ini dianggap berhasil menonjol dari sisi pengetahuan akademik sekaligus kemampuan praktik lapangan.
Ketua panitia, I Putu Deny Kesuma Putra (Deny), turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara ROTY 2025 yang dinilai lebih besar dan lebih berkesan dibanding tahun sebelumnya. Dalam penjelasannya, ia menegaskan bahwa penyelenggaraan tahun ini menjadi spesial karena untuk pertama kalinya diadakan di Ubud dan diikuti jumlah peserta terbanyak.
Ia menyampaikan bahwa dukungan dari berbagai pihak seperti Dinas Pariwisata Bali, PHRI BPD Bali, para kolaborator, strategic partners, dan sponsor menjadi fondasi penting terlaksananya acara ini. “ROTY 2025 juga menjadi kontribusi nyata terhadap peningkatan pariwisata berbasis budaya sekaligus mendorong konsep regenerative tourism yang kini tengah digalakkan di Bali,” katanya.
ROTY 2025 juga mendapat dukungan dari 31 perusahaan sponsor. Keterlibatan sponsor dalam jumlah besar ini menjadi bukti bahwa industri hospitality Bali memiliki komitmen kuat dalam pengembangan sumber daya manusia. Kolaborasi ini memperlihatkan bagaimana dunia perhotelan, organisasi profesional, dan institusi pendidikan bersatu dalam membangun kualitas frontliner yang menjadi wajah pertama industri perhotelan.
Kompetisi ROTY tidak hanya bertujuan mencari juara, tetapi juga menjadi wadah belajar, ruang peningkatan kapasitas, sekaligus tempat membangun jejaring profesional antarpelaku industri. Peserta yang mengikuti kompetisi ini diharapkan tidak hanya menjadi kandidat yang unggul secara teknis, tetapi juga memahami nilai-nilai budaya, kesantunan lokal, serta keberlanjutan — elemen yang menjadi jantung pariwisata Bali.
Tema “Wayang: Harmonizing Ubud, Culture, and Nature for Sustainability and Regenerative Tourism” dipilih bukan tanpa alasan. Wayang dianggap sebagai cerminan hubungan seimbang antara manusia, kepercayaan, dan lingkungan. Filosofi ini dihadirkan ke dalam kompetisi untuk mengingatkan bahwa peran frontliner tidak hanya sebatas bekerja di balik meja reception, tetapi juga menjadi wajah yang mewakili kehangatan budaya Bali dan konsistensi menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan mengusung tema besar ini, ROTY 2025 menegaskan kembali orientasinya sebagai ajang yang mendidik talenta hospitality agar mampu mengemban peran lebih jauh dari sekadar pelayanan teknis, yaitu menjadi garda terdepan dalam keberlanjutan pariwisata. (SSB)
