MANGUPURA – sightseeingbali.id
Gelaran Djakarta Warehouse Project 2025 atau DWP25 yang berlangsung di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Bali, 12-14 Desember 2025, menghadirkan pengalaman baru bagi para penonton. Selain suguhan deretan DJ kelas dunia, pertunjukan drone atau drone show menjadi salah satu atraksi yang paling menyita perhatian sejak hari pertama festival digelar.
Pertunjukan drone ini berlangsung dengan durasi hampir dua setengah menit dan langsung menjadi momen yang dinanti para pengunjung. Cahaya drone yang membentuk berbagai visual di langit Bali memberikan sensasi berbeda, terutama karena ini merupakan pertama kalinya drone show skala besar digelar di Pulau Dewata dalam rangkaian festival musik elektronik.
Antusiasme penonton terlihat sejak awal pertunjukan dimulai. Banyak pengunjung yang mengabadikan momen tersebut melalui ponsel mereka, menjadikan drone show sebagai salah satu elemen visual yang paling banyak dibicarakan sepanjang pelaksanaan DWP25.
Atraksi drone ini sebelumnya sempat menjadi perbincangan hangat saat DWP digelar di Jakarta pada tahun 2024. Kesuksesan tersebut kemudian mendorong penyelenggara untuk menghadirkan konsep serupa di Bali, sekaligus menjadikannya debut drone show di kompleks GWK Cultural Park.
Brand Marketing Manager DWP, Argi Wibawa, menjelaskan bahwa pertunjukan drone tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara utama festival. Menurutnya, kehadiran drone show bukan sekadar hiburan tambahan, melainkan dirancang untuk memperkuat pengalaman visual pengunjung secara keseluruhan.
Argi menyebutkan bahwa pertunjukan ini menjadi debut perdana drone show di area GWK. Hal tersebut menjadi salah satu upaya penyelenggara untuk memberikan pengalaman berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sekaligus memanfaatkan keindahan lanskap udara Bali sebagai latar alami pertunjukan.
Lebih lanjut, Argi menjelaskan bahwa konsep drone show disesuaikan dengan tema besar DWP25. Tujuannya adalah melanjutkan antusiasme penonton yang sebelumnya tercipta pada edisi Jakarta tahun lalu, sekaligus menghadirkan suasana baru yang relevan dengan lokasi penyelenggaraan di Bali.
“Penonton diharapkan dapat menikmati suasana baru dengan latar udara Bali yang terkenal memukau,” ujar Argi dalam keterangannya.
Selain pertunjukan drone, DWP25 tetap mengandalkan kekuatan utamanya, yakni penampilan musisi elektronik kelas dunia. Selama tiga hari penuh, festival ini menyuguhkan penampilan DJ dan produser musik dari berbagai negara dengan genre yang beragam.
Pada hari pertama, Jumat 12 Desember 2025, DWP25 dibuka dengan penampilan Calvin Harris, Hugel, dan Steve Angello. Ketiganya menghadirkan warna musik yang berbeda, mulai dari house hingga progressive, yang langsung membangun atmosfer festival sejak malam pembuka.
Memasuki hari kedua, Sabtu 13 Desember 2025, kemeriahan berlanjut dengan kehadiran Charlotte de Witte, Dubvision, Matisse & Sadko, serta Third Party. Para musisi ini dikenal dengan karakter musik yang enerjik serta produksi yang teknikal, membuat penonton tetap larut dalam euforia festival.
Puncak acara berlangsung pada Minggu 14 Desember 2025. DWP25 ditutup dengan penampilan Skrillex, Fisher, dan Sammy Virji. Ketiganya dikenal memiliki gaya panggung yang enerjik dengan karakter musik yang kuat, sehingga mampu menyedot perhatian penonton hingga akhir festival.
Salah satu ikon utama DWP25 adalah panggung Garuda Land yang tahun ini hadir dengan desain baru. Panggung tersebut mengusung konsep dua dekorasi burung garuda yang dipadukan dengan elemen air dan api sebagai tema visual utama.
Argi Wibawa menjelaskan bahwa pemilihan elemen tersebut bukan tanpa alasan. Bali yang dikelilingi oleh lautan dianggap mewakili unsur air, sementara DWP selama ini dikenal dengan atmosfer penuh energi yang dianalogikan sebagai api.
Perpaduan kedua elemen tersebut kemudian diwujudkan dalam visual panggung agar pengalaman menonton terasa lebih immersive. Desain ini juga diharapkan dapat memperkuat identitas DWP sebagai festival musik elektronik berskala internasional yang digelar di lokasi ikonik.
Selain Garuda Land, panggung Orbit 360 kembali dihadirkan pada DWP25. Panggung ini memungkinkan DJ tampil di tengah-tengah penonton, sehingga interaksi antara musisi dan pengunjung dapat terjadi dari berbagai arah.
Pada pembukaan hari pertama, DWP25 juga menghadirkan kolaborasi budaya bertajuk Bhinneka Tunggal Ika Moment. Pertunjukan ini memadukan atmosfer festival modern dengan tradisi Bali melalui penampilan Tari Kecak Ramayana.
Pihak GWK menegaskan bahwa kolaborasi tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap kekayaan budaya lokal. Melalui panggung internasional seperti DWP, budaya Bali diharapkan dapat dikenal lebih luas oleh penonton domestik maupun mancanegara.
Selain menghadirkan DJ internasional, DWP 2025 juga memberi ruang bagi musisi lokal untuk tampil. Beberapa nama yang ikut meramaikan panggung antara lain Liquid Silva feat Mukarakat serta Xyra. Kehadiran musisi lokal ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan karya mereka kepada audiens global.
Di sisi lain, penyelenggara DWP tahun ini juga menunjukkan kepedulian terhadap kondisi sosial. Program Director DWP, Sarah Deshita, menyampaikan bahwa sebagian hasil penjualan tiket akan dialokasikan untuk donasi bagi korban bencana di beberapa wilayah Indonesia.
Untuk penyelenggaraan tahun ini, DWP menargetkan kehadiran sekitar 60.000 hingga 75.000 penonton. Dengan kombinasi deretan DJ dunia, sentuhan budaya lokal, teknologi panggung modern, serta venue ikonik GWK, DWP 2025 kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu festival musik terbesar di Indonesia. (SSB)


