GIANYAR – sightseeingbali.id

Palebon Tjokorda Bagus Santaka dari Puri Saren Kauh, Puri Agung Ubud, digelar Minggu 14 April 2024. Upacara megah dari kerajaan Ubud ini, menjadi daya tarik bagi masyarakat maupun wisatawan. Upacara ini menjadi momen spesial terutama bagi mereka yang belum pernah menyaksikan prosesi Palebon.

Prosesi palebon almarhum Tjokorda Santaka ini, melibatkan sebanyak 4000 orang krama adat dari 11 banjar adat setempat. Untuk prosesinya, iringan petulangan seperti lembu, bade, naga banda dan iringan seni budaya, mulai berjalan dari Catuspata Ubud menuju Setra Dalem Puri di Banjar Tebesaya, Desa Peliatan, Ubud, sekitar di atas pukul 12.00 Wita.

Dari pantauan, sejak Minggu pagi, sepanjang jalur dari kawasan Puri Agung Ubud menuju kawasan  Setra Dalem Puri (Peliatan), dipadati ribuan masyarakat, ditambah wisatawan yang ingin menyaksikan. Dari kerumunan warga, ribuan kamera handphone, saling berjajar untuk mengabadikan kemegahan bade tingkat sembilan (Tumpang Sia) yang menjadi sarana Palebon.

Dari informasi yang didapat, Bade ini memiliki ketinggian hingga mencapai 25 meter, dengan berat mencapai 5 ton. Selain Bade tingkat sembilan, sarana palebon juga dilengkapi lembu tangi atau lembu berwarna ungu, dan Naga Banda. Tentu sarana palebon yang sangat mewah dengan diiringi oleh ribuan krama ini, secara tidak langsung menjadi salah satu atraksi wisata yang paling ditunggu.

Hal ini pun menurut Panglingsir Puri Saren Kauh, Puri Agung Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa, secara tidak langsung, sangat berdampak positif terhadap sektor pariwisata, khususnya di Ubud. Meski demikian kata pria yang akrab disapa Cok Ibah ini, bahwa pelebon sebenarnya bukan sebuah festival, namun adalah sebuah prosesi yadnya atau persembahan.

Sehingga menurutnya, untuk rangkaian prosesi Pelebon ini, secara tidak langsung, terlihat sebagai sebuah festival oleg wisatawan. Tentu palebon ini menjadi spesial bagi wisatawan yang mungkin ada dari mereka yang belum pernah menyaksikan upacara pelebon.

Untuk diketahui, almarhum Tjokorda Bagus Santaka, wafat pada 1 Februari 2024, di usia 64 tahun. Almarhum merupakan putra mantan Bendesa Pakraman Ubud, Newata Tjokorda Agung Suyasa. (SSB)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *